KEMAKSIATAN MENYEBABKAN DATANGNYA ADZAB ALLAH




Ditulis oleh Ali wafa Abu Sulthon
Allah Tabaroka Wa Ta'ala berfirman :
وَلَوْلا أَنْ كَتَبَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَلاءَ لَعَذَّبَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الآخِرَةِ عَذَابُ النَّارِ
Dan jika tidaklah karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka benar-benar Allah mengazab mereka di dunia. Dan bagi mereka di akhirat azab neraka.
Alangkah malunya manusia ini ketika melakukan dosa hatinya tiada merasa risih dan gelisah bahwa apa yang mereka perbuat dari kemaksiatan kepada Allah Azza Wa Jalla tiada penyesalan kepada- Nya dimana seseorang ketika melakukan dosa hendaknya dia sadar bahwa dia hidup di bumi Allah.
Berkata Ibrahim bin Adham : "Kita adalah keturunan penduduk surga, Iblis telah mengeluarkan kita dari surga dengan kemaksiatan. Maka sudah selayaknya bagi orang yang berbuat dosa agar tidak tentram dengan kehidupannya sampai ia kembali ke tanah airnya". Kalau demikian halnya, maka ini tidak lain kecuali pengaruh buruk dari kemaksiatan.
Syaikhul Islam rahimahullah berkata : "Yang menyebabkan pelaku maksiat terjerumus adalah kelalaian dan syahwat, inilah pokok dari segala kejahatan
setiap orang yang melakukan kemaksiatan, maka hal itu disebabkan kebodohannya. Akan tetapi ia tidak dimaafkan dengan sebab ketahuannya. Ia mesti memperhitungkan akibat buruk dari maksiat pada diri pelakunya di dunia dan akherat – semoga Allah melindungi kita darinya - , karena orang yang bermaksiat di kala ia melakukannya, ia bermaksiat pada siapa ? Dialah Raja diraja !
Berkata Bilal bin Sa'd rahimahullah : "Jangan engkau melihat pada kecilnya dosa, tetapi lihatlah pada agungnya Dzat yang engkau maksiati

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ali berkata, "Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang ayat yang paling utama dalam kitabullah ta'ala, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menceritakannya kepada kami, (yaitu ayat):
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
"(Apa saja musibah yang menimpa kalian maka disebabkan oleh perbuatan tangan-tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Ash-Shura [42] : 30),
dan saya akan menafsirkannya kepadamu wahai Ali, apa-apa yang menimpa kalian berupa sakit, siksaan atau cobaan di dunia, maka itu disebabkan oleh perbuatan tangan kalian dan Allah ta'ala Maha Pemurah dari hendak mengadzab dua kali kepada mereka ketika di akherat sedangkan apa-apa yang Allah maafkan di dunia maka Allah ta'ala Maha Lembut dari hendak kembali setelah memaafkannya."
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah : "Dosa-dosa ibarat luka-luka, bisa jadi sebuah luka menyebabkan kematian".
Ketika Umar bin Abdul Aziz berada di mushallanya lalu istrinya masuk dan melihat Umar tengah menopang kedua pipinya dengan kedua tangannya sambil mengucurkan air mata yang membasahi janggutnya. Istrinya pun bertanya, "Wahai Amirul Mukminin adakah suatu kejadian?" Umar menjawab, "Wahai Fatimah sesungguhnya di leherku terdapat urusan umat Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam baik yang berkulit hitam atau merah. Lalu aku merenungi perkara orang miskin yang lapar, orang sakit yang lemah, yang telanjang tak berpakaian, yang tertindas, terzhalimi, teraniaya, terasing, para tahanan, orang-orang tua renta, orang yang memilik banyak anak-anak sementara harta mereka sedikit atau orang-orang seperti mereka semua yang ada di seluruh pelusuk tanah air dan penjuru negeri, sungguh aku mengetahui bahwa Tuhanku akan menanyaiku tentang (keadaan) mereka pada hari kiamat maka aku takut tidak memiliki satu argumentasi pun dihadapan-Nya maka aku pun menangis."

Dosa-dosa dan kemaksiatan yang dilakukan itu menuntupi hati dan keimanan mereka. Ketiadaan iman membawa mereka melakukan berbagai kerusakan bukan hanya yang bersifat fisik, seperti pengrusakan alam, namun juga yang bersifat mental, seperti: kezhaliman, tidak memperhatikan halal dan haram, boleh dan tidak boleh menurut agama serta lainnya. Ketiadaan iman itu tidak hanya merusak diri mereka sendiri akan tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Semakin banyak para pelaku dosa dan kemaksiatan ini maka semakin berat pula bahaya dan akibat yang ditimbulkannya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sifat rahmah-Nya yang sempurna, senantiasa memberikan berbagai peringatan dan pelajaran, agar hamba-hamba-Nya yang berbuat kemaksiatan dan kezaliman bersegera untuk meninggalkannya dan kembali ke jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sementara hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang beriman akan bertambah sempurna keimanannya dengan peringatan dan pelajaran tersebut.

Namun, berbagai peringatan dan pelajaran baik berupa ayat-ayat kauniyah maupun syar’iyah tadi tidak akan bermanfaat kecuali bagi orang-orang yang beriman.
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Adz-Dzariyat: 55)
Sesungguhnya musibah-musibah yang menimpa kaum muslimin berupa penderitaan, kesulitan dan kesempitan baik pada harta maupun keamanan, baik yang menyangkut pribadi ataupun sosial, sesungguhnya disebabkan oleh maksiat-maksiat yang mereka lakukan dan sikap mereka yang meninggalkan perintah-perintah Allah serta meninggalkan penegakkan syari’at Allah, bahkan mereka mencari-cari hukum di antara masyarakat dengan hukum selain dari syari’at Allah Yang telah menciptakan seluruh makhluk dan Yang paling sayang terhadap mereka daripada kasih sayang ibu-ibu dan bapak-bapak mereka dan Yang paling mengetahui kemaslahatan dan kebaikan bagi mereka daripada diri mereka sendiri.
Sesungguhnya dibalik semua sebab-sebab material, alami tersebut adalah sebab syar’i, yang merupakan sebab timbulnya seluruh musibah dan malapetaka, yang lebih kuat, lebih besar, dan lebih berpengaruh daripada sebab-sebab materi di atas. Namun terkadang sebab-sebab materi merupakan sarana timbulnya musibah dan bencana sesuai dengan konsekwensi dari sebab-sebab syar’iyah berupa bencana dan hukuman. Allah berfirman;

(ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ) (الروم:41)

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. 30:41)
Sesungguhnya Allah dengan kebijaksanaan-Nya dan rahmat-Nya kepada ummat ini, Allah menjadikan hukuman kepada mereka akibat dosa-dosa dan kemaksiatan yang dikerjakan mereka berupa penguasaan sebagian mereka terhadap yang lain sesama kaum muslimin. Allah berfirman:

(قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآياتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ وَكَذَّبَ بِهِ قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّ قُلْ لَسْتُ عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ لِكُلِّ نَبَأٍ مُسْتَقَرٌّ وَسَوْفَ تَعْلَمُونَ) (الأنعام:67)

“Katakanlah:”Dia yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian) kamu kepada keganasan sebagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya). Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah:”Aku ini bukan orang yang diserahi mengurus urusanmu”. Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.” (QS. 6:65-67)

Ibnu Katsir menyabutkan dalam buku tafsir beliau hadits-hadits yang banyak yang berkaitan dengan ayatdi atas. Di antaranya adalah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Al-Bukhori dari Jabir bin Abdillah –semoga Allah meridhoinya-, beliau berkata, “Tatkala turun firman Allah“Katakanlah:”Dia yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu”, Nabi berkata, أَعُوْذُ بِوَجْهِكَ “Aku berlindung dengan wajah-Mu ya Allah darinya adzab ini” “atau dari bawah kaki kalian”, Nabi berkata, Nabi berkata, أَعُوْذُ بِوَجْهِكَ “Aku berlindung dengan wajah-Mu ya Allah darinya adzab ini” atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian) kamu kepada keganasan sebagian yang lain”, Nabi berkata هَذِه أَهْوَنُ أَوْ أَيْسَر “Yang ini lebih ringan atau lebih mudah”.
Ketahuilah bahwasanya seluruh musibah yang menimpa kalian wahai umat Muhammad dan seluruh fitnah dan bencana yang kalian alami sesungguhnya berasal dari diri kalian sendiri, berasal karena sebab dosa-dosa kalian. Maka hendaklah kalian bertaubat dari setiap dosa yang kalian lakukan, kembalilah kepada jalan Allah dan berlindunglah kalian kepada Allah dari fitnah, ujian, dan bencana. Bencana dunia yang menyangkut jiwa berupa pembunuhan dan luka serta terpecah-pecahnya kalian, atau berupa bencana yang mengenai harta benda seperti kurangnya harta dan porak-prandanya harta benda. Demikian juga bencana yang berkaitan dengan agama yang menimpa hati berupa syubhat-syubhat dan syahwat (hawa nafsu) yang telah merintangi umat ini dari agama Allah dan menjauhkan umat dari jalan salaf mereka sehingga menjerumuskan umat ini kedalam jurang api neraka. Sesungguhnya fitnah (bencana) yang menimpa hati lebih besar dan lebih bahaya dan lebih buruk akibatnya daripada bencana yang berkaitan dengan dunia yang jika terjadi maka akibatnya hanyalah kerugian materi dunia….dan dunia bagaimanapun juga akan musnah cepat atau lambat. Adapun cobaan yang menimpa agama maka akibatnya adalah kerugian di dunia dan akhirat



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kewajiban Mengamalkan Sunnah

Translate

>