Akankah kita akan Terus Lalai ?


oleh Anang Al Atsary

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji bagi Alloh, Robb semesta alam, sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi termulia, pemuka para Rosul dan penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelah beliau, aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Alloh dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya.

Saudaraku…Ketahuilah, kesulitan yang menimpa umat Islam saat ini merupakan azab dari Alloh Ta'ala, Azab tersebut tidaklah turun kecuali disebabkan dosa-dosa para hamba, yang dengan itu diharapkan mereka mau bertaubat kepada Robb mereka dan mau kembali kepadaNya.



Dalam tulisan ringkas ini kami ingin menjelaskan sebagian sebab yang kita alami sekarang ini, agar kita mengoreksi diri dan memperbaiki kesalahan.



Pertama, dosa-dosa dan kemaksiatan tidaklah diragukan lagi bahwa dosa dan kemaksiatan termasuk sebab terbesar yang menyampaikan umat terdahulu pada kebinasaan.



Ali rodhiyallohu 'anhu berkata: "Tidaklah turun bala' (siksaan) kecuali karena dosa, dan bala' tersebut tidak akan diangkat kecuali dengan taubat."



Ketika bala menimpa suatu kaum, tidak ada satupun usaha manusia yang mampu menahannya, meski ada orang-orang sholih ada diantara mereka, azab tetap meliputi, sebagaimana ucapan Zainab rodhiyallohu 'anhaa kepada Nabi Shollallohu 'alaihi was Sallam :



"apakah kita akan dibinasakan sedangkan ada orang-orang sholih diantara kita ?" Nabi menjawab : "ya, apabila telah banyak kejelekan." (HR.Bukhory 7059 dan Muslim 2880)



Pada umat ini pun ada orang-orang sholih, akan tetapi tetap tersebar kejelekan. Oleh karena itu hendaknya orang-orang yang memiliki akal menjauhi dosa-dosa dan kemaksiatan agar Alloh Ta'ala tidak memasukkan dirinya ke dalam azabNya yang pedih dan tidak menghadapkan dirinya kepada kemurkaan Alloh Azza wa Jalla.



Berapa banyak penduduk negeri yang berada dalam keamanan dan ketenangan, mereka diberi nikmat dengan makmurnya kehidupan kemudian Alloh Azza wa Jalla membinasakan dan mengubah keadaan mereka. Alloh ta'ala ganti nikmat tersebut dengan kelaparan dan ketakutan disebabkan dosa dan kemaksiatan.



Alloh subhanahu wa ta'ala berkata :



وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ



"dan Alloh telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman dan tenteram, rezeki datang kepada negeri itu melimpah ruah dari segenap tempat, akan tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Alloh, lantas Alloh menimpakan kepada mereka kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang mereka perbuat." (QS. An Nahl :112)



Maka perhatikanlah kelembutan sifat Alloh Azza wa Jalla dan perhatikanlah bagaimana Alloh Azza wa Jalla mengubah keadaan mereka, semua itu disebabkan dosa dan kemaksiatan hamba.



Kedua, lemahnya ketakwaan,



Ketahuilah wahai Saudaraku.... semoga Alloh Ta'ala merahmati kalian.



Lemahnya takwa dalam hati juga merupakan sebab yang mengantarkan kepada kebinasaan dan hilangnya kenikmatan serta berubahnya keadaan yang paling baik menjadi yang paling buruk. Lemahnya takwa termasuk sebab datangnya murka Alloh Ta'ala.



Dia Dzat yang Maha Suci berkata :



وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ



"dan seandainya suatu penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan bukakan atas mereka barokah dari langit dan bumi, akan tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat) Kami, maka Kami siksa mereka karena perbuatan mereka itu." (QS. Al A'rof : 96)



Ketiga, merajalelanya kerusakan.



Merajalelanya bermacam-macam perbuatan dosa, seperti wanita menampakkan perhiasan (aurot)nya di depan laki-laki yang bukan mahrom, bercampur baurnya laki-laki dan wanita yang buka mahrom tanpa hijab, para wanita yang safar tanpa mahrom, hilangnya kecemburuan para suami, banyaknya perzinaan, ditinggalkannya sholat dan zakat, banyaknya riba, homo seks, pupusnya ketaatan rakyat pada penguasanya dan lain sebagainya yang tidak mampu kami sebutkan satu persatu dalam tulisan ini, azab yang merupakan sebab turunnya bala' pada umat dan negeri ini.



Ketika perbuatan tersebut dilakukan terang-terangan dalam suatu kaum dan disebarkan sampai merata di kalangan mereka, maka dipastikan akan turun azab.



Alloh Subhanahu berkata dalam surat Ar-Ruum ayat 41:



ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ



"telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, agar Alloh menimpakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka mau kembali."



Bila Alloh subhanahu ingin membinasakan suatu kaum, Alloh subhanahu jadikan orang-orang yang paling jahat diantara mereka bertambah kefasikan dan kerusakannya kemudian mereka menyebarkan kerusakan itu dan mengajak manusia untuk melakukannya. Saat itulah turun akan azab, sebagaimana perkataan Alloh Azza wa Jalla :



وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا



"dan apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Alloh), tetapi mereka melakukan kefasikan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku perkataan (ketentuan Kami) atas negeri itu, kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (QS. Al Isro :16)



Keempat, merasa aman dari makar Alloh Ta'ala.



Orang-orang yang sholih selalu tunduk dalam ketaatan, bertaubat, dan khusyu', hati mereka bergetar karena takut kepada Alloh ta'ala dan khawatir terhadap azabNya yang pedih yang datang tiba-tiba tanpa disangka.



Namun sungguh mengherankan, ada orang yang menampakkan kemaksiatan di hadapan Alloh ta'ala secara terang-terangan.



Sungguh mengherankan, ia terus-menerus melakukan dosa besar dan kemaksiatan. Tidaklah ia meninggalkan satu dosa melainkan ia lanjutkan dengan dosa yang lain.



Sungguh mengherankan, betapa mengherankan orang yang lalai padahal ia berada dalam pengawasan Alloh Ta'ala.



Sungguh sangat mengherankan, bagaimana mereka semua merasa aman dari makarNya ?!!



Apakah mereka belum pernah mendengar perkataan Alloh Ta'ala :



أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَىٰ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ



"maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari datangnya siksaan Kami pada mereka di malam hari sedangkan mereka dalam keadaan tidur?"



أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَىٰ أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ



"atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari datangnya siksaan Kami di waktu dhuha ketika mereka sedang bermain ?"



أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ



"apakah mereka merasa aman dari makar Alloh (yang tidak terduga-duga)?, tidaklah merasa aman dari makar Alloh kecuali orang-orang yang merugi." (QS. Al A'rof : 97-99)



Orang-orang yang merasa aman dari makar Alloh ta'ala adalah orang-orang yang merugi, karena mereka lengah dari azab Alloh Ta'ala hingga azab itu sampai kepada mereka dengan tiba-tiba tanpa mereka sadari, yang demikian itu disebabkan mereka merasa aman dari makar Alloh Ta'ala, mereka terus-menerus dalam kemaksiatan, tidak menyadari kemurkaan Alloh Ta,ala hingga terjadilah apa yang terjadi.



Wahai Saudaraku..



Sepantasnya seorang muslim mengetahui beberapa perkara penting berikut ini :



Pertama, hendaknya kita berserah diri dan meyakini bahwa Alloh ta'ala tidak akan menzholimi siapapun sebagaimana perkataanNya:



وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ



“dan sekali-kali Alloh tidak menzholimi hamba-hambaNya." (QS. Fushilat : 46)



Sebab turunnya azab kepada manusia adalah akibat ulah mereka sendiri, sebagai buah dari amalan mereka.



Alloh ta'ala berkata:



وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ



"dan musibah apapun yang menimpa kalian adalah disebabkan perbuatan kalian sendiri, dan Alloh memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan itu).(QS. Asy Syuro : 30)



وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَـٰكِنْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ



"dan Alloh tidaklah menzholimi mereka, akan tetapi diri-diri mereka sendirilah yang zholim." (QS. Ali Imron : 117)



Kedua, wajib atas setiap muslim mengetahui bahwa ujian itu datangnya dari Alloh Ta'ala.



Alloh Ta'ala berkata :



وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ



"dan Kami akan uji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai fitnah dan hanya kepada Kamilah kalian akan dikembalikan." (QS. Al Anbiya' : 35)



Hendaknya dimengerti bahwa Alloh Ta'ala menguji hamba-hambaNya agar dapat dibedakan siapakah yang benar-benarl beriman kepada Alloh Ta'ala dan siapa orang-orang munafik, siapa yang jujur dan siapa yang dusta. Hal ini adalah sunatulloh yang berlaku pada umat-umat terdahulu.



Alloh subhanahu berkata :



وَلِيُمَحِّصَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَمْحَقَ الْكَافِرِينَ



"dan agar Alloh membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang kafir"



أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ



"apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga padahal belum nyata bagi Alloh orang-orang yang berjihad diantara kalian dan belum nyata orang-orang yang sabar." (QS. Ali Imron : 141-142)



Ketiga, wajib bagi kita untuk bersabar, mengharap pahala, dan memuji Alloh Ta'ala atas segala yang ditakdirkanNya. Hendaknya kita tidak mengeluh atas takdir buruk yang menimpa kita, kesabaran adalah jalan yang paling selamat dan paling mudah untuk mendapatkan kelapangan dari Alloh Ta'ala. Dia berkata :



وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَ‌ٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ



"dan jika kalian bersabar dan bertakwa maka yang demikian itu sungguh merupakan perkara yang layak diutamakan." (QS. Ali Imron : 186)



Keempat, marilah kita bertaubat kepada Alloh Ta'ala dan memohon ampunanNya atas apa yang telah kita lakukan baik itu perbuatan maksiat dan dosa-dosa ataupun kelemahan dalam menjalankan kewajiban.



Kita sadari bahwa taubat adalah satu-satunya cara mencapai jalan keselamatan, akankah kita sambut seruan Alloh Ta'ala tatkala Ia berkata :



وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ



"dan bertaubatlah kalian semua kepada Alloh, wahai orang-orang yang beriman agar kalian beruntung." (QS. An Nur : 31)



ataukah kita akan terus berada dalam kemaksiatan dan dosa dengan melalaikan kewajiban dan menerjang larangan?



apakah kita ingin menunda taubat dan melupakan perkataan Alloh Ta'ala :



وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ



"dan barangsiapa yang tidak bertaubat maka merekalah orang-orang yang zholim." (QS. Al Hujurot : 11)





رَّبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ



"wahai Robb kami, hilangkanlah azab dari kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang beriman kepadaMu." (QS. Ad Dukhon : 12)





wallohu a'lam bish showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kewajiban Mengamalkan Sunnah

Translate

>